Monthly Archives: June 2014

Penyakit Multiple Sclerosis (MS)

Apa itu Multiple Sclerosis (MS) ?

Multiple sclerosis adalah salah satu gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan salah sasaran karena melihat sel-sel tubuh sendiri sebagai benda asing dan menyerangnya. Pada MS, tubuh menyerang mielin yaitu selubung yang melindungi serabut saraf pada sistem saraf pusat. Hasilnya adalah beberapa (multiple) cedera  yang menimbulkan bekas luka (sclerosis = pengerasan).

Mielin berfungsi mempercepat transfer informasi. Kerusakan myelin (demyelinasi) menyebabkan transmisi informasi saraf dari otak ke seluruh tubuh secara bertahap melambat atau terhambat. Hal ini menyebabkan gangguan saraf motorik dan saraf sensorik. Lokasi terjadinya myelin (plak atau lesi) tampak seperti area (parut/luka) yang mengeras, pada MS, parut-parut/luka-luka ini tampak pada otak dan tulang belakang.

Image

Siapa yang berisiko terkana MS?

MS adalah penyakit orang dewasa muda, rata-rata usia terjadinya serangan adalah 22-39 tahun tetapi jangkauan serangan sebenarnya sangat luas hingga mencapai kira-kira 10-59 tahun.

Wanita lebih rentan terjangkit MS daripada pria, MS 50% lebih sering terjadi pada wanita daripada pria (3 berbanding 2).

Selain itu, sekitar 20% orang yang terkena MS memiliki kerabat dekat yang juga dipengaruhi oleh penyakit ini. Dapat juga disimpulkan, MS merupakan penyakit yang diturunkan.

Apa penyebab MS?

Penyebab MS belum diketahui, saat ini seluruh dunia masih melakukan penelitian untuk mencari penyebab pasti penyakit MS.

Kerusakan myelin pada MS mungkin terjadi akibat respon abnormal dari sistem kekebalan tubuh, yang seharusnya melindungi tubuh dari serangan organisma berbahaya (bakteri dan virus).

Banyak jenis MS yang menampakkan gejala penyakit ‘kekebalan tubuh’, dimana tubuh menyerang sel-sel dan jaringan-jaringannya sendiri (dalam kasus MS, yang diserang adalah Myelin). Para peneliti belum mengetahui apa yang memicu sistem kekebalan tubuh tersebut menyerang myelin, tetapi ada satu pemikiran bahwa hal tersebut terjadi karena beberapa faktor.

Satu teori menyebutkan bahwa virus yang mungkin sudah menetap lama dalam tubuh, mungkin memainkan peranan penting dalam perkembangan penyakit ini dan mungkin mengganggu sistem kekebalan atau secara tidak langsung mengubah proses sistem kekebalan tubuh. Banyak penelitian yang sudah mencoba mengidentifikasi virus MS. Ada satu dugaan bahwa kemungkinan tidak ada virus MS, melainkan hanya ada virus-virus biasa, seperti virus campak dan herpes, yang menjadi pemicu timbulnya penyakit MS. Virus-virus ini mengaktifkan sel darah putih (limposit) dalam aliran darah menuju ke otak dengan melemahkan mekanisme pertahanan otak (yaitu substansi yang melindungi darah/otak). Kemudian, di dalam otak, sel-sel ini mengaktifkan unsur-unsur lain dari sistem kekebalan tubuh dengan satu cara yang pada akhirnya membuat sel-sel tersebut menyerang dan menghancurkan myelin.

Bagaimana gejala MS?

Multiple sclerosis memiliki kondisi yang sangat variabel dan gejala-gejalanya bergantung pada area sistem syaraf pusat yang terserang. Tidak ada pola khusus pada MS dan setiap penderita MS memiliki kekhasan gejalanya sendiri-sendiri, yang bentuknya dari waktu ke waktu bervariasi dan tingkat keparahan serta jangka waktunya pun dapat berubah, dan semua variasi dan perubahan itu dapat terjadi bahkan pada penderita yang sama.

Tidak ada MS yang tipikal. Kebanyakan penderita MS akan mengalami lebih dari satu gejala, tetapi meskipun ada gejala-gejala umum yang diderita banyak orang, tidak ada seorangpun yang memiliki semua gejala tersebut sekaligus. Gejala-gejala umum tersebut meliputi ,

Gangguan Penglihatan

  • Penglihatan kabur
  • Penglihatan membayang (diplopia)
  • Hilang penglihatan pada satu mata secara tiba-tiba
  • Neuritis optikal
  • Pergerakan mata yang tak terkontrol
  • kebutaan total (sangat jarang terjadi)

Gangguan Keseimbangan dan Koordinasi

  • hilang keseimbangan tubuh
  • Gemetar (tremor)
  • ketidakstabilan kemampuan berjalan (ataksia)
  • pusing (vertigo)
  • kekakuan anggota tubuh
  • gangguan koordinasi
  • perasaan lemah: pada kasus tertentu hal ini dapat mempengaruhi kaki dan kemampuan berjalan

 Kekakuan (spasticity)

  • kekakuan otot yang dapat mempengaruhi mobilitas dan cara berjalan
  • kejang

Gangguan indra perasa

  • perasaan geli di beberapa bagian tubuh
  • gatal-gatal singkat
  • perasaan seperti di tusuk-tusuk jarum
  • kebas (paraesthesia)
  • perasaan seperti terbakar
    • nyeri dapat menyertai penyakit MS, contohnya, nyeri di wajah (seperti trigeminal neuralgia), dan nyeri otot

Gangguan kemampuan berbicara

  • perlambatan cara berbicara
  • berbicara seperti menggumam
  • perubahan ritme berbicara
  • sulit menelan (dysphagia)

Keletihan berlebihan

  • Perasaan lemah dan letih yang datang tidak terduga dan tidak sebanding  dengan aktivitas yang sedang dikerjakan. Keletihan berlebihan adalah gejala penyakit MS yang paling umum (dan yang paling menyusahkan).

Gangguan kandung kemih dan usus

  • Gangguan kandung kemih meliputi: sering buang air kecil, tidak dapat buang air kecil secara tuntas atau tidak bisa menahan air kecil.
  • Gangguan usus meliputi: konstipasi/sembelit, dan kadang-kadang diare.
  • inkontinesia (tidak mampu menahan air kencing setelah merasa ingin kencing)

Gangguan Seksual

  • impoten (ketidak-mampuan untuk mendapat dan menjaga ‘ereksi’)
  • Berkurangnya kemampuan seksual
  • kehilangan gairah

Sensitivitas terhadap Panas

  • perburukan gejala-gejala yang dialami karena udara panas. karenanya, penderita harus berada di ruangan non-stop AC.

Gangguan Kognitif dan Emosi

  • kehilangan memori jangka pendek
  • kehilangan kemampuan konsentrasi, penilaian, penalaran

Lain dengan gejala-gejala yang jelas terlihat dengan segera, gejala yang lain seperti keletihan (fatigue), gangguan indra perasa, gangguan memori dan konsentrasi sering menjadi gejala yang tersembunyi. Gejala seperti ini mungkin sulit untuk dijelaskan kepada orang lain dan kadang-kadang keluarga dan perawat tidak dapat memahami efeknya terhadap pekerjaan, aktivitas sosial, dan  kualitas hidup penderita MS.

MS adalah penyakit yang hilang-timbul, dengan gejala-gejala muncul dalam siklus diselingi masa antara tanpa gejala (asimtomatik). Namun ada juga bentuk MS yang berkembang dengan lambat dan evolutif. Dalam hal ini, kemajuan gejala lambat, tetapi terus-menerus dan tanpa periode asimtomatik.

MS adalah penyakit yang sangat tidak menentu dan tak terduga. Seseorang dengan MS dapat kambuh serius dan memburuk sehingga tampaknya harus selalu memakai kursi roda, lalu tiba-tiba membaik dan dapat berjalan lagi. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam kasus tertentu untuk memprediksi perkembangan penyakit tersebut (kesembuhan lengkap, kesembuhan sementara, memburuk, dll).

Image

Ada berapa Jenis-jenis MS?

1. Relapsing-Remitting MS (MS Hilang-Timbul/Kambuhan)

Pada MS jenis ini, terjadi beberapa kali kekambuhan (serangan) yang tidak terduga. Serangan ini berlangsung dalam waktu yang bervariasi (dalam hitungan hari atau bulan) dan dapat pulih secara parsial atau total. Jenis ini dapat bersifat ‘tidak aktif’ selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

  • Frekuensi – kurang lebih 25%

2. Benign MS (MS Jinak)

Setelah satu atau dua kali serangan dan kemudian pulih total, MS jenis ini tidak mengalami perburukan dan tidak timbul kecacatan permanen. MS jinak hanya dapat diidentifikasi ketika adanya gejala ringan yang timbul pada masa 10 – 15 tahun setelah serangan dan pada awalnya dapat dikategorikan sebagai MS hilang-timbul. MS jinak cenderung berhubungan dengan gejala-gejala yang tidak parah ketika terjadinya serangan (contohnya pada sistem sensorik).

  • Frekuensi – kurang lebih 20%

3. Secondary Progressive MS (MS Progresif Sekunder)

Bagi beberapa orang yang pada awalnya mengalami MS hilang – timbul, dalam perjalanan penyakitnya ada bentuk perkembangan lebih lanjut yang mengarah pada ketidakmampuan yang bersifat progresif, dan seringkali disertai kekambuhan terus menerus.

  • Frekuensi – kurang lebih 40%

4. Primary Progressive MS (MS Progresif Primer)

MS jenis ini ditandai dengan tidak adanya serangan yang parah, tetapi ada serangan-serangan kecil dengan gejala-gejala yang  terus memburuk secara nyata. Terjadi satu akumulasi perburukan dan ketidakmampuan yang dapat membawa penderita pada tingkat/titik yang semakin rendah atau terus berlanjut hingga berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

  • Frekuensi – kurang lebih 15%

Bagaimana cara kerja penyakit MS?

Mustahil untuk memprediksi cara kerja penyakit MS untuk setiap individu secara akurat, tetapi lima tahun pertama biasanya memberikan satu indikasi  pada seseorang tentang bagaimana penyakit ini akan berlanjut. Kesimpulan ini didasarkan pada bagaimana penyakit bekerja dalam kurun waktu tersebut serta  didasarkan juga pada apa tipe penyakitnya (misalnya hilang-timbul atau progresif). Tingkat ketidakmampuan yang tercapai pada satu titik akhir seperti lima dan sepuluh tahun diyakini sebagai alat yang andal untuk memprediksi cara kerja penyakit ini di masa depan.

Akan tetapi, ada beberapa variabel mengenai hal ini:

1. Sebagian besar penderita MS (kurang lebih 45%) tidak terlalu terpengaruh oleh penyakit MS-nya, dan dapat menjalani hidup normal serta mampu untuk tetap hidup produktif.

2. Ada sekelompok penderita (40%) yang jenis MS-nya berubah menjadi progresif setelah beberapa tahun bersifat hilang-timbul.

Usia saat terjadinya serangan pertama serta gender dapat menjadi indikator jangka panjang perjalanan penyakit MS. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa serangan yang terjadi pada usia lebih muda (dibawah usia 16 tahun) mengimplikasikan prognosis yang lebih baik, tetapi hal ini harus dibatasi oleh  kenyataan bahwa seorang dewasa muda yang menjalani hidup sebagai penderita MS selama 20 atau 30 tahun dapat mengalami ketidakmampuan subtansial, walaupun perkembangan menuju ketidakmampuan tersebut berlangsung lambat dan pada 10 atau 15 tahun pertama penderita relatif hanya sedikit terserang. Penelitian-penelitian lain menunjukkan bahwa serangan pada usia lanjut (pada usia lebih dari 55 tahun), terutama pada laki-laki, dapat menunjukkan perjalanan penyakit yang bersifat progresif.

Terapi MS harus memberi prospek yang mendukung para penderita yang baru terdiagnosa MS. Obat-obatan seperti interferon beta adalah pengobatan yang mungkin dilakukan untuk penderita MS hilang-timbul dan penderita yang masih dapat berjalan. Interferon beta dapat memperlambat progresifitas ketidakmampuan dan juga mengurangi tingkat keparahan dan frekuensi pemburukan. Pada taraf ini, tidak diketahui apakah interferon beta berdampak pada MS progresif primer atau tidak. Penelitian yang luas tentang MS sekarang ini memberikan harapan bahwa terapi yang bersifat melawan proses penyakit MS (walaupun tidak menyembuhkan), dalam waktu dekat, tidak lagi menjadi suatu harapan yang mustahil.

Harus diingat bahwa banyak penderita MS yang menjalani hidup dengan ketidakmampuan dalam mengatur diri (misalnya, keletihan berlebihan, pincang, gangguan kandung kemih). Bagaimanapun, sedikitnya 15% dari penderita MS akan menjadi cacat (misalnya harus menggunakan kursi roda setiap waktu, lumpuh, dan buta). Harapan hidup bagi sebagian besar penderita MS adalah mendekati normal.

Dapatkah MS di-diagnosa?

Tidak seperti penyakit yang lain, tidak ada tes yang dapat langsung mendeteksi ‘positif atau negatif’ untuk MS dan tes yang tersedia untuk menolong para dokter dalam pendiagnosaan, tidak ada satupun yang dapat 100% memastikan diagnosa tersebut.

Hal ini berarti pada akhirnya para dokter akan mendiagnosa MS dengan mengombinasikan pengamatan terhadap gejala-gejala yang terjadi pada seseorang dan mengesampingkan kemungkinan-kemungkinan yang lain. Hal ini disebut ‘Diagnosa Klinis’.

MS pada stadium awal dapat terlihat seperti riwayat penyakit dengan gejala-gejala yang samar, yang dapat muncul secara sporadis dalam kurun waktu yang lama dan dapat seringkali dihubungkan dengan suatu kondisi medis yang lain. Gejala-gejala yang tidak terlihat dan bersifat subjektif seringkali sulit untuk dikomunikasikan dengan dokter serta para ahli kesehatan dan sayangnya  dalam diagnosa tingkat paling awal, perlakuan kurang simpatik masih merupakan hal yang umum bagi penderita MS.

Walaupun seseorang menunjukkan gejala-gejala tipe MS dengan pola yang klasik, gejala-gejala tersebut harus dipastikan sudah memenuhi kriteria sebelum dokter atau spesialis syaraf dapat mendiagnosa ‘pasti’ MS secara klinis. Kriteria-kriteria tersebut adalah: ‘Dua area berbeda di sistem syaraf pusat terserang, dan serangan-serangan tersebut terjadi setidaknya dalam dua kejadian yang berbeda dan sedikitnya dalam selang waktu satu bulan, dan orang tersebut berada dalam kisaran usia normal untuk mendapat serangan MS’. Dengan demikian, walaupun bisa saja seseorang didiagnosa ‘pasti’ MS pada kunjungan pertama ke spesialis syaraf, masih ada kemungkinan bahwa diagnosa tersebut menjadi tidak jelas, dan bahwa orang tersebut akan dirujuk untuk menjalani serangkaian pengujian lebih lanjut.

Sayangnya bagi sebagian kecil penderita MS (10-15%), tidaklah mungkin untuk mendapatkan diagnosa yang pasti, bahkan setelah menjalani tes dengan berbagai alat tes yang tersedia. Akan tetapi, bisa saja mengesampingkan penyebab yang sangat penting dari gejala-gejala tipe-MS yang lain, dan jika dilanjutkan dengan pemeriksaan berkala dan pengawasan pada perubahan kondisi penderita, maka dalam banyak kasus, diagnosa menjadi hal yang mungkin ditetapkan di kemudian hari.

Dewan Keilmuan dan Medis Internasional MSIF telah menyimpulkan sebuah kriteria baru diagnosa MS untuk menolong para dokter dalam membedakan antara MS dengan penyakit lain yang dapat menampilkan gejala-gejala yang sama. Kriteria baru ini melibatkan hasil pemindaian dengan MRI, sehingga dimungkinkan untuk mendiagnosa MS walaupun seseorang hanya memperlihatkan satu episode gejala saja. Dengan kriteria yang baru ini, seseorang dapat diklasifikasikan sebagai penderita MS, mungkin MS, atau bukan MS.

Bisakah MS disembuhkan secara medis?

Multiple sclerosis sampai saat ini masih belum dapat disembuhkan, tetapi tidak mematikan. Ada pengobatan yang memungkinkan untuk menunda perkembangan penyakit ini dan mengurangi sebaran, intensitas dan durasi gejala. Suntikan kortikosteroid dapat digunakan untuk keperluan ini.

Pengobatan imunosupresif kadang-kadang digunakan tetapi memiliki kekurangan karena sering menimbulkan efek samping. Pengobatan MS dilakukan secara multidisiplin yang melibatkan setidaknya satu ahli saraf dan seorang dokter rehabilitasi.

Apa yang anda bisa lakukan?

MS adalah penyakit yang mengharuskan anda menyesuaikan kehidupan sehari-hari anda sepanjang hidup. Jika anda hanya mengalami sedikit atau tidak mengalami ketidakmampuan fisik, maka gaya hidup anda dan keluarga anda mungkin tidak akan mengalami perubahan sama sekali. Meskipun demikian, pengetahuan akan penyakit dan implikasi potensialnya dapat menjadi beban sangat berat bagi penderita penyakit dan keluarga di sekitarnya. Semuanya benar-benar bergantung pada gejala-gejala yang anda alami dan apa yang anda rasakan. Gejala-gejala ini dapat terus menerus muncul atau terjadi pada waktu yang berbeda. Tingkat keparahan dari gejala-gejala tersebut seringkali menentukan sejauh mana MS akan mempengaruhi hidup anda.

Banyak penderita MS mengatakan bahwa mereka lebih perlu membuat rencana  jauh-jauh hari dibandingkan dengan yang biasa mereka lakukan sebelumnya dan mereka harus mengubah beberapa aktivitas dan jadwal mereka. Jika keletihan yang menjadi masalah, sebagai contohnya, beberapa periode istirahat yang pendek setiap hari dapat membantu anda meneruskan pekerjaan rutin anda, tetapi dengan tempo sedikit lebih lambat.

-noobuyuki (sharon)

 

sources :

http://indonesiamultiplesclerosis.wordpress.com/2012/06/01/semua-tentang-ms/

– http://majalahkesehatan.com/multiple-sclerosis-penyakit-yang-aneh/

(dengan diringkas dan disimpulkan, serta ditambahkan beberapa hal sendiri)